Guru Harus Miliki Ragam Kompetensi untuk Kembangkan P5 - UPT SDN 05 RAMBATAN

Terbaru

Post Top Ad


Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 31 Januari 2024

Guru Harus Miliki Ragam Kompetensi untuk Kembangkan P5


Sesuai dengan pengembangan Implementasi Kurikulum Mereka, penguatan nilai-nlai kepancasilaan menjadi nilai utama dalam tahap pencapaian pendidikan karakter peserta didik. Hal itu tentunya harus dipahami secara komprehensif oleh setiap pendidik di negeri ini.

 

Sebagai sebuah tujuan akhir dari sisi pendidikan karakter, sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pebelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi dan perilaku tersebut, dikaitkan secara langsung pada enam ciri utama.

 

Enam ciri utama sebagai bentuk perilaku pelajar Pancasila, ditegaskan dalam Permendibud itu sebagai berikut, 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) bergotong royong, 4) mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

 

Ciri beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. diproyeksi dalam rangka membentuk pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila, memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

 

Ciri kedua, Berkebinekaan global. Pelajar Indonesia mampu melestarikan dan memahami budaya luhur, lokalitas dan identitasnya. Selain itu, pelajar Pancasila juga memiliki pikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan kepekaan untuk saling menghargai. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

 

Pada ciri bergotong royong, Pelajar Indonesia memiliki kemampuan melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

 

Untuk ciri mandiri, Pelajar Pancasila merupakan yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

 

Pelajar Pancasila juga memiliki ciri bernalar kritis. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memroses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

 

Terakhir, adalah kreatif. Pelajar yang kreatif memiliki kompetesi memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak positif. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

 

Selanjutnya, keenam ciri di atas tentu tidak akan berjalan lancar bila tidak disertai dengan kompetensi yang selaras. Dalam hal ini adalah kompetensi guru sebagai fasilitator belajar, sekaligus menjadi teladan yang benar-benar bisa dijadikan role model sepanjang waktu.

 

Lalu bagaimana seorang guru bersikap dan berperilaku sebagai seorang role model? Setidaknya ada beberapa indikator kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik dalam mencapai kompetensi yang selaras dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila, sebagai berikut.

 

Pertama, memahami nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Hal ini menjadi sangat penting mengingat perkembangan dunia global yang semakin pesat. Segala dampak negatif dari pertumbuhan informasi dan teknologi, dapat saja menggerus nilai-nilai yang ada di Bumi Pertiwi.

 

Sebagai seorang pendidik, guru adalah panutan dalam berbagai bidang. Pengetahuan non akademik menjadi bagian penting pula dimiliki oleh guru, untuk bahan diskusi serta pengayaan informasi kebangsaan. Tentu hal ini juga berkaitan dengan pemahaman, siswa membutuhkan setiap informasi tersebut sebagai bagian dari pengayaan wawasannya di kemudian hari.

 

Kedua, menguasai teknologi informasi secara universal. Pendidik adalah orang yang benar-benar sebagai mesin pemindah informasi. Perkembangan teknologi informasi yang kian marak dengan segala bentuk dan ruangnya, tidak dapat tidak harus pula diasup oleh para pendidik di negeri ini.

 

Semua pihak bisa melihat dengan gamblang, fakta di tengah-tengah dunia pendidikan, kini bertumbuh sebagai sebuah ruang yang dipeerkaya dengan segala macam informasi dari perangkat teknologi. Penggunaan gawai sebagai media belajar, harus dikendalikan oleh pemikiran yang tepat. Nah, di sini adalah peran guru yang menguasainya. Tanpa itu, Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak akan sampai pada titik harapan.

 

Ketiga, guru harus kreatif. Kreatifitas adalah kunci dari ragam pengembangan. Kreatifitas , juga akan bersisian dengan inovasi. Guru yang kreatif, baik dalam pembelajaran atau pun pengembangan non akademik siswa, akan mampu melahirkan output pelajar yang memiliki ciri-ciri profil pelajar pancasila.

 

Guru kreatif, tentu tidak tercipta begitu saja. Perlu upaya dan penilaian terukur terhadap kinerjanya dalam keseharian sebagai pendamping belajar siswa. Kehadiran seorang guru yang kreatif, akan memacu minat belajar siswa.

 

Ketiga konsep kompetensi tersebut, bila dimiliki oleh seorang guru, maka pembangunan  manuisia melalui lembaga formal bernama sekolah, akan terus berlangsung. Keberlangsungan itu akan dirasakan manfaatnya menuju Indonesia Emas tahun 2045 nanti. (*)

Penulis: Nelfi Sonata, S.Pd (Guru SDN 05 Rambatan, Kabupaten Tanah Datar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here