Pentingnya Penguasaan Literasi Dasar - UPT SDN 05 RAMBATAN

Terbaru

Post Top Ad


Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 31 Januari 2024

Pentingnya Penguasaan Literasi Dasar


Banyak kalimat yang melekat pada guru. Seperti guru  adalah  contoh teladan, sang penggerak, dan seorang yang digugu  dan ditiru.

 

Banyak kalimat lain yang melekat pada profesi guru. Pada hakikatnya, guru adalah pendidik. Guru adalah pembimbing. Guru adalah orang yang punya pengetahuan lebih. Guru adalah penentu dalam pendidikan. Guru juga sebagai role model. Guru adalah penyelenggara pendidikan.

 

Bila dihayati dan dipahami kalimat-kalimat di atas, sangatlah miris rasanya apabila guru tidak mengikuti perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi. Apalagi guru pada zaman sekarang ini,  berbeda jauh dengan guru pada zaman dahulu.

 

Misalnya dalam konteks era literasi, sebagai pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus menjadi guru literat. Apa itu litarasi? Secara etimologis, istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus” yang  artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

 

Bila dilihat dasar utama literasi ini, sudah terdapat dalam Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam. Tentunya, segala sesuatu ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, hendaklah merujuk kepada kitab tersebut. Surah dalam Al Qur’an yang menyatakan tentang literasi, di antaranya adalah  QS. Al Alaq ayat 1-5 yang artinya: “Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan perantara qalam, Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq: 1-5). Secara umum, konsep literasi dalam ayat tersebut menyangkut kegiatan iqra’ (membaca) dan al-qalam (menulis).

 

Jadi, Surah Al Alaq ayat 1 sampai 5 ini, juga berisi perintah untuk memperbanyak membaca dan belajar. Membaca adalah cara untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Berbagai disiplin ilmu, perlu dipelajari agar menjadi manusia yang bijaksana dan tidak mudah menyalahkan orang lain karena berbeda pendapat.

 

Dalam hal ini, guru sangat berperan sekali sebagai  pendidik. Baru-baru ini para guru diajak untuk menulis  buku, baik  itu buku referensi ataupun buku ilmiah lainnya. Di sini tentunya  guru  harus menjadi guru literasi yang efektif. Walaupun dalam menulis banyak kendala dan hambatan yang dihadapi, seperti kurangnya rasa percaya diri, banyaknya tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan dengan segera, dan tidak memiliki waktu luang yang cukup.

 

Selain itu, hambatannya adalah, tidak mengetahui seluk beluk dunia penerbitan, juga merasa takut kalau buku yang ditulis tidak bisa bersaing dengan buku lainnya. Ditambah lagi kurangnya referensi, dan masih banyak guru yang kurang menguasai teknologi.

 

Namun demikian, segala rintangan tersebut akan bisa teratasi apabila guru ada kemauan untuk melakukannya. Terutama, guru hendaklah mengetahui tujuan dari literasi itu. Di antara tujuannya adalah, 1) meningkatkan pengetahuan  dengan cara membaca. 2) meningkatkan pemahaman dalam mengambil kesimpulan dari apa yang telah dibaca. 3) meningkatkan kepribadian melalui membaca dan menulis. 4) mengembangkan budaya literasi dalam menulis. 5. Membantu penggunaan waktu luang untuk menulis.

 

Kemudian, dilihat dalam Education Development Center (EDC), menyatakan bahwa literasi lebih dari sekadar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman, literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

 

Minimal ada 6 Literasi Dasar yang perlu guru ketahui dan dimiliki. Keenam Literasi Dasar tersebut yaitu: Pertama, Literasi Baca Tulis. Literasi baca tulis adalah kecakapan untuk memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat tesirat maupun yang tersurat, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.

 

Kedua, Literasi Numerasi. Literasi numerasi adalah kecakapan dalam menggunakan berbagai macam angka dan symbol yang terkait denagn matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dan barbagai macam konteks untuk  kehidupan sehari-hari.

 

Ketiga, Literasi Sains. Literasi sains  adalah  kecakapan untk memenuhi fenomena alam  dan sosial disekitar kita  serta mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah. Keempat, Literasi Digital. Literasi digital adalah kecakapan menggunakn media dengn beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi  dan berkonunikasi.

 

Kelima, Literasi Finansial. Literasi  finansial adalah kecakapan  untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep , resiko, keterampilan , dan motivasi  dalam konteks finansial.

 

Keenam, Literasi Budaya dan Kewargaan. Literasi budaya dan kewargaan, adalah kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas  bangsa serta memahami  hak dan kewajiban sebagai warga Negara.

 

Literasi dasar ini akan dapat dicapai peserta didik melalui integrasi tiga unsur, yakni, keluarga, sekolah dan masyarakat. Peran ketiga unsur tersebut sangat terlibat erat terhadap perkembangan potensi peserta didik.

 

Seperti halnya yang sudah diketahui, keluarga adalah pondasi utama dalam pelaksanaan pendidikan terhadap seorang anak. Kemudian potensi tersebut akan dikembangkan dan difasiliatasi oleh sekolah. Masyarakat juga merupakan unsur penting yang dapat mendukung perkembangan potensi anak untuk tetap dapat menjalankan etika dan budaya.

 

Daftar Bacaan

1. Yunus Abidin, Pembelajaran Literasi (Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis.

2. Literasi Digital Berbasis Pendidikan (Teori dan Praktik dan Penerapannya): Dumaris E. Mahmud dan kawan-kawan.

Penulis: Kasmawati, S.Ag (Guru PAIBP UPT SD Negeri 05 Rambatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here